Harus Ada Break dari Rutinitas





Image source: here


Dalam satu hari, banyak waktu yang kita lewatin. Mulai dari pagi, siang, sore, malam hingga tengah malam. Kesemuanya datang silih berganti, selalu sama kedatangannya. Normalnya manusia akan menggunakan waktu di pagi, siang dan sore hari untuk melakukan aktivitasnya, meskipun tidak menutup kemungkinan di waktu yang lain mereka juga menggunakannya untuk beraktivitas.

Waktu seolah menjadi sebuah hal yang sangat penting bagi masyarakat saat ini, khususnya mereka yang berkutat dengan seabrek aktivitas pekerjaan. Kaum profesional (khususnya di Jakarta) akan selalu merasa bahwa waktu sangat singkat, sementara banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Deadline ini, rapat itu, laporan ini, seminar itu, dan sebagainya.

Pernahkah kita sejenak melakukan break dari seabrek kegiatan menguras fisik dan pikiran itu dan melakukan renungan singkat? Oke, tidak usah merenung (nanti malah bengong), yang pasti rehat sejenak dan berpikir. Berpikir bahwa "hari ini adalah satu hari dimana Allah telah memberikan kita kesempatan untuk hidup sekali lagi." Sudah seharusnya kita mensyukuri hal itu. Apa jadinya jika besok Allah berkehendak lain?

Gua pernah membaca sebuah buku bagus, judulnya "Sejenak Hening", karangan Adjie Silarus. Gua akan mengutip kalimat di dalam buku itu yang menurut gua bagus (masih banyak kalimat bagus yang lain, ini hanya salah satunya):

"Kita paham bagaimana caranya mengorbankan sekian tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Kita bersedia bekerja keras, bahkan sangat keras untuk mendapatkan pekerjaan, mobil impian, rumah mewah, menjadi pengusaha sukses dan sebagainya. Akan tetapi, kita lupa untuk menikmati hari ini. Kita lupa mensyukurinya. Kita lupa merengkuh kebahagiaan di hari ini. Kita lupa untuk mendamaikan diri di hari ini. Seolah-olah kita tidak ingat bahwa kita hidup di saat sekarang (present moment), yaitu satu-satunya masa saat kita hidup. Saat tersadar bahwa kita hidup di masa sekarang, maka setiap napas yang kita hirup dan embuskan, setiap langkah yang kita ayunkan, akan dapat kita lakukan dengan rasa damai, ceria dan tenang."

That's it. Seluruh jalinan kata-kata di bukunya Adjie Silarus itu bagus banget. Mungkin next time akan dibahas lagi.

Baca juga: Renungan Singkat Untuk Disimak

Intinya, rutinitas yang menjerat kita setiap harinya seharusnya diimbangi dengan sebuah "break", dan akan lebih baik kalau digunakan untuk bersyukur. Menyadari bahwa kita masih hidup. Itu sangat penting. Biasanya, waktu subuh adalah waktu yang terbaik untuk bersyukur. Waktu dimana udara masih segar (hirup sebanyak-banyaknya) dan pikiran masih fresh juga.

Mari jalani hidup dengan penuh rasa syukur.

-Bray-


Note: Kali ini gua ditemani lagu "Wings" dari Birdy dalam menulis.


Image source: here

No comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger.